1. Supernova #1: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh Buat saya, Supernova #1: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh karya Dewi "Dee" Lestari merupakan salah satu novel 'sastra' yang bisa saya kunyah dengan lahapnya. Saat kali pertama novel ini booming, saya memang belum ngeh dan setelah hanya sekadar mendengar orang-orang meributkan Supernova, saya mulai punya niatan untuk mencoba membacanya.
Seingat saya, waktu itu saya masih tinggal di Balikpapan. Dan, puji syukur, saat saya window shopping ke Gramedia Balikpapan Plaza, saya menjumpai novel ini di tumpukan khusus, di lorong antara rak-rak buku, cetakan edisi ekonomis, hanya Rp18.000 saja kalau tidak salah sih. Saya tak perlu berpikir berkali-kali untuk membelinya. Langsung saja dibawa ngacir ke kasir.
Dhimas dan Ruben adalah dua orang mahasiswa yang tengah menuntut ilmu di negeri Paman Sam. Dhimas kuliah di Goerge Washinton University, dan Ruben di John Hopkins Medical School. Mereka bertemu dalam suatu pesta yang meriah, yang diadakan oleh perkumpulan mahasiswa yang bersekolah di Amrik. 
Pertama kali bertemu mereka terlibat dalam percakapan yang saling menyudutkan satu sama lain, hal tersebut dikarenakan oleh latar belakang mereka, Dhimas berasal dari kalanganThe Have, sedangkan Ruben, mahasiswa beasiswa. Tetapi setelah Ruben mencoba 
2. Supernova: Akar
Penulis : Dee
Penerbit : Bentang Pustaka
Bodhi. tidak tahu asal hidupnya dari mana, melakukan perjalanan keliling Asia Tenggara untuk menemukan ‘kesejatian’. Bermula dari asal usul yang tidak jelas, ditemukan oleh seorang bhiksu di bawah pohon asem di depan Vihara, Bodhi menghabiskan hampir seluruh masa mudanya dalam asuhan Bhiksu Liong. Terlahir abnormal–dengan tulang kepala yang menonjol–Bodhi memiliki sebuah kelainan dan keanehan; bisa memvisualisasikan dirinya terhadap orang lain, maupun terhadap binatang.
Setelah gagal menangkap maksud Dee menulis novel sebelumnya, Supernova #1: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh, lagi lagi saya gagal menangkap ide cerita buku ini. Saya tahu, menarik mengikuti kisah ‘travelling’ Bodhi disepenjuru Asia Tenggara itu cukup seru, bertemu seorang rastafarian tua yang menjadi inspirasi lagu Bob Marley, berteman dengan bule bernama Tristan yang memutuskan mengubah hidupnya menjadi seorang pendeta Budha, bersahabat dengan Kell tempat dimana Bodhi belajar seni mentato, dan kisah kematian Kell dalam medan ranjau. Yang saya tidak mengerti adalah kenapa Dee suka sekali menyisipkan teori rumit yang sulit ditangkap pembaca seperti saya.
Dan saya juga tak habis heran kenapa novel ini bisa jadi salah satu novel yang dinanti nantikan sequelnya. Bagi saya penulis yang baik cukup dinilai dari seberapa jauh para pembacanya mengerti maksud dan isi penulisan buku itu. Sedangkan di Supernova, saya tidak bisa mengerti, untuk apa Bodhi mencari kesejatian? Apa maksud Bhiksu Liong yang mengatakan bahwa Bodhi adalah ‘Guru’nya? Apa peran Bong dalam hidup Bodhi? Kenapa Bodhi memiliki ke abnormalan, dan karna sebab apa keabnormalan itu hilang? Email dari siapakah yang ditunggu Bodhi di akhir cerita? Menurut saya banyak sekali ke-tidak nyambungan dalam cerita ini. Jelasnya, mengapa di awal halaman menceritakan kisah Gio dan Diva yang masih ‘ngambang’, jika langsung disela kisah Bodhi dan sampai akhir kisah Bodhi pun masih nggantung gak jelas akhirnya?
Apa hubungan Gio, Diva, dengan Bodhi? Kemana karakter Supernova yang muncul di buku pertama, yang membuat seluruh sekuel buku ini pantas dinamakan ‘Supernova’? Sepertinya Dee asal menulis cerita apa saja yang ada dalam benaknya lalu dipotong potong sesuai keinginannya sehingga ceritanya gak utuh dan gak nyambung.  Well, karena saya belum membaca 2 buku kelanjutan sequel ini, mungkin masih aneh kelihatannya. Tapi dari dua buku pertama ini, saya tidak ada ketertarikan untuk segera membaca lanjutannya.
Tapi, saya suka sekali quotes ini..
“Karena ketidak tahuan lebih baik dari kesedihan. Lebih dari segalanya.”(Hal. 194)
3. Supernova : Petir 

Supernova : Petir
Judul Buku : Supernova : Petir
Penulis : Dewi Lestari
Penerbit : PT. Andal Krida Nusantara (AKOER) (    )
Cetakan : Oktober 2004, Januari 2005, Februari 2005 




Cerita awal yang ditampilkan pada bab pertama berkisah tentang dua orang laki-laki, Ruben dan Dhimas yang terlibat hubungan homoseksual. Cerita yang merupakan lanjutan dari “Supernova: Ksatria, Puteri dan Bintang” tidak perlu diceritakan karena sama sekali tidak mempengaruhi cerita “Supernova: Petir” . Jadi cerita ini hanya seperti mengingatkan pada serial Supernova sebelumnya.
Elektra, tokoh utama dalam novel ini adalah seorang gadis keturunan cina dan berumur sekitar 20 tahun. Elektra merupakan anak dari seorang ahli elektronik bernama Wijaya yang memiliki tempat servis sendiri yang bernama Wijaya Elektronik. Kakaknya bernama Watti. Entah kenapa ayah mereka memberi nama yang mirip dengan istilah dalam bidang kelistrikan.
Masa kecil kedua anak ini kurang bahagia, karena mereka tidak pernah memiliki mainan baru. Setiap mainan mereka rusak, ayah mereka selalu dapat memperbaikinya. Saat Elektra kecil ia pernah tersetrum listrik dari kabel yang tidak sengaja ia sentuh. Sementara Dedi panggilan akrab ayahnya sudah menjalin ikatan suci dengan listrik. Pernah Elektra menyentuhkan test-pen ke tubuh Dedi dan ajaibnya dapat menyala. Hal ini mulai terjadi saat ia tersetrum listrik tiga fasa dari kabel telanjang yang tersentuh olehnya, ia pingsan, hebatnya ia dapat sadar dengan selamat.
Namun, tak disangka Dedi kena Stroke dan menginggal dengan seketika. Dan Elektra adalah orang yang paling shock. Setelah Dedi menginggal akhirnya Watti menikah dengan Kang Atam, dokter lulusan Universitas Pajajaran dan pindah ke Tembagapura. Dan sebelum Dedi meninggal Watti sempat meminta izin untuk pindah ke agama Islam.
Hari-hari terasa sepi bagi Elektra, karena ia tinggal di rumah besarnya yang bernama Eleanor. Dan pada suatu ketika hujan turun sangat dahsat serta petir menyambar-nyambat dan entah kenapa ia keluar dan bermandikan hujan, ia menari-nari dan tidak beberapa lama petir menyambar pucuk pohon asam di pojok rumah. Dan apakah itu tatian memanggil petir dari alam bawah sadar ? itu lah pertanyaan Elektra. 

Elektra kecil sangat senang menonton kilatan petir dan ia sering menari-nari dibawah hujan saat petir manggelegar. Karena kejadain itu Watti menyuruh Elektra ke Gereja untuk disucikan dan dibebaskan dari pengaruh roh jahat. Dan alhasil usahanya tidak berhasil dan Elektra malah semakin penasaran dengan keanehan dalam dirinya. 

“Ada sedetik mata kami berdua bertemu. Dalam waktu yang sedemikian singkat, aku merasakan banyak. Aku merasa akan bertemu dengannya lagi. Aku merasa hari ini sesuatu yang besar terjadi dalam hidupku. Sebuah perasaan halus serupa bisikan peri dalam mimpi, tapi aku mendengarnya. Jelas.”



4. Supernova: Partikel 


Zarah adalah anak dari seorang dosen sekaligus ahli mikologi bernama Firas. Karena idealisme sang ayah, Zarah tidak bersekolah di sekolahan konvensional sebagaimana anak-anak lain. Firas mendidiknya dengan caranya sendiri dan tentu saja keputusan yang diambil Firas mendapat pertentangan dari anggota keluarga yang lain.
Dari metode yang diajarkan ayahnya, Zarah menjadi anak yang cerdas. Namun satu hal yag tidak diajarkanayahnya adalah pendidikan agama. Ayahnya sendiri terobsesi dengan jamur. Dari situlah ayahnya memperoleh rahasia alam yang tidak mudah dipahami bahkan oleh anggota keluarganya sendiri yang menganggapnya sudah sinting. Ayahnya menjadi semakin aneh ketika dia kedapatan sering mengunjungi tempat angker yang ditakuti warga kampung. Disusul kemudian tragedi-tragedi yang menimpa keluarganya yang semakin membuat ayahnya dianggap sebagai biang keladi segala kutukan itu. Hingga puncaknya, ayahnya pun menghilang.
Pencarian Zarah terhadap ayahnya membuat Zarah dibawa nasib berkeliling dunia. Berawal dari jurnal peninggalan ayahnya, Zarah tahu ada suatu misteri besar yang diketahui ayahnya demikian juga harapannya yang bertumbuh bahwa ayahnya bisa saja masih hidup. Sebuah kiriman kamera dari orang tak dikenal adalah tiketnya untuk mengembara. Awalnya hanya karena fotonya mendapatkan juara yang hadiahnya berupa wisata gratis ke konservasi orangutan Tanjung Puting. Bakat fotografi dan nalurinya justru membuatnya betah tinggal di sana dan mengabaikan jadwal kepulangannya ketika agenda wisata gratis itu sudah habis. Hingga talentanya itu kembali mengantarkannya lagi untuk menjelajah lebih jauh, mulai dari London, Kenya dan Bolivia. Zarah merasa bahwa petualangan itu akan membawanya kepada jawaban mengenai ayahnya. Hingga akhirnya tibalah di Glastonbury dan dia bertemu dengan seseorang yang menjadi kunci yang bisa membantu menemukan ayahnya.
Terlepas dari kisah Zarah, di Keping terakhir, akan diceritakan pertemuan Elektra dan Bodhi yang akan mengikat simpul kecil misteri kisah mereka.